Gizi untuk Remaja Putri 18 Tahun
Remaja merupakan suatu periode kehidupan dimana seseorang berusia antara 11-21 tahun (Brown, 2011). Masa remaja merupakan masa dimana terjadi percepatan pertumbuhan dan perkembangan tubuh sehingga memerlukan kecukupan energy dan zat gizi. Selain itu, pada remaja putri terjadi proses menstruasi sehingga kebutuhan zat gizi yang cukup sangat diperlukan.
Energi
Energy dibutuhkan untuk beraktivitas secara normal. Umumnya, seorang remaja akan memiliki aktivitas fisik yang cukup tinggi. Oleh karena itu, energy dibutuhkan untuk beraktivitas sehari-hari. Selain itu, energy dibutuhkan oleh tubuh untuk proses metabolism tubuh. Pada usia 18 tahun, remaja putri masih mengalami pertumbuhan meskipun lambat, sehingga energy yang cukup sangat dibutuhkan. Ini dikarenakan agar tidak terjadi obesitas maupun kurang energy (Brown, 2011).
Energy dibutuhkan untuk beraktivitas secara normal. Umumnya, seorang remaja akan memiliki aktivitas fisik yang cukup tinggi. Oleh karena itu, energy dibutuhkan untuk beraktivitas sehari-hari. Selain itu, energy dibutuhkan oleh tubuh untuk proses metabolism tubuh. Pada usia 18 tahun, remaja putri masih mengalami pertumbuhan meskipun lambat, sehingga energy yang cukup sangat dibutuhkan. Ini dikarenakan agar tidak terjadi obesitas maupun kurang energy (Brown, 2011).
Protein
Protein dibutuhkan untuk perkembangan dan pertumbuhan pada remaja putri. Ini dikarenakan asam amino merupakan elemen penyusun enzim dan hormone yang penting untuk proses metabolism tubuh. Ketika asupan protein tidak cukup, maka pertumbuhan dan pematangan seksual akan terhambat (Brown, 2011).
Protein dibutuhkan untuk perkembangan dan pertumbuhan pada remaja putri. Ini dikarenakan asam amino merupakan elemen penyusun enzim dan hormone yang penting untuk proses metabolism tubuh. Ketika asupan protein tidak cukup, maka pertumbuhan dan pematangan seksual akan terhambat (Brown, 2011).
Zat Besi
Zat besi sangat penting untuk remaja putri untuk mencegah anemia. Hal ini dikarenakan remaja putri mengalami menstruasi setiap bulannya sehingga zat besi dibutuhkan untuk menggantikan zat besi yang hilang selama menstruasi (Yuliati, 2006). Jumlah zat besi yang dibutuhkan oleh remaja putri dua kali lipat dari pada remaja putra. Selain itu, simpanan Fe dalam tubuh harus cukup karena akan digunakan selama proses kehamilan. Pada umumnya, baik pada remaja laki-laki dan perempuan, kebutuhan zat besi akan meningkat pada remaja. Hal ini dikarenakan pertumbuhan meningkatkan ekspansi volume darah dan massa otot. Peran zat besi penting untuk mengangkut oksigen dalam tubuh dan peran lainnya dalam pembentukan sel darah merah .
Zat besi sangat penting untuk remaja putri untuk mencegah anemia. Hal ini dikarenakan remaja putri mengalami menstruasi setiap bulannya sehingga zat besi dibutuhkan untuk menggantikan zat besi yang hilang selama menstruasi (Yuliati, 2006). Jumlah zat besi yang dibutuhkan oleh remaja putri dua kali lipat dari pada remaja putra. Selain itu, simpanan Fe dalam tubuh harus cukup karena akan digunakan selama proses kehamilan. Pada umumnya, baik pada remaja laki-laki dan perempuan, kebutuhan zat besi akan meningkat pada remaja. Hal ini dikarenakan pertumbuhan meningkatkan ekspansi volume darah dan massa otot. Peran zat besi penting untuk mengangkut oksigen dalam tubuh dan peran lainnya dalam pembentukan sel darah merah .
Kalsium
Kalsium dibutuhkan oleh remaja putri untuk pertumbuhan. Pertumbuhan pada perempuan terjadi sampai usia 19 tahun. Selain itu, asupan kalsium yang cukup berfungsi untuk meningkatkan kepadatan massa tulang. Kebutuhan kalsium pada masa remaja sangat tinggi oleh karena masa pembentukan tulang terbesar terjadi pada masa ini. Karena kebutuhannya yang sangat tinggi, efisiensi penyerapan dan deposit kalsium meningkat hingga 2 kali lebih besar dari masa-masa sebelum ataupun sesudahnya. Remaja putri memerlukan kalsium lebih banyak disbanding remaja laki-laki untuk mencapai Peak Bone Mass maksimal dan mencegah serta mengurangi risiko osteoporosis di masa dewasa atau lansia nanti. Risiko osteoporosis pada perempuan lebih tinggi daripada laki-laki karena secara perempuan akan mengalami menopause yang diiringi dengan menurunnya kadar estrogen. Penurunan kadar estrogen akan mengakibatkan peningkatan bone turn over di mana lebih banyak terjadi resorpsi tulang daripada pembentukan tulang, yang menyebabkan meningkatnya pengeroposan tulang. Remaja putri mengalami menstruasi yang menyebabkan terjadinya kehilangan kalsium dalam darah, sehingga untuk mengganti kehilangan kalsium dan menjaga keseimbangan kalsium dalam darah diperlukan asupan kalsium dari makanan yang cukup (Fikawati, et al., 2005).
Kalsium dibutuhkan oleh remaja putri untuk pertumbuhan. Pertumbuhan pada perempuan terjadi sampai usia 19 tahun. Selain itu, asupan kalsium yang cukup berfungsi untuk meningkatkan kepadatan massa tulang. Kebutuhan kalsium pada masa remaja sangat tinggi oleh karena masa pembentukan tulang terbesar terjadi pada masa ini. Karena kebutuhannya yang sangat tinggi, efisiensi penyerapan dan deposit kalsium meningkat hingga 2 kali lebih besar dari masa-masa sebelum ataupun sesudahnya. Remaja putri memerlukan kalsium lebih banyak disbanding remaja laki-laki untuk mencapai Peak Bone Mass maksimal dan mencegah serta mengurangi risiko osteoporosis di masa dewasa atau lansia nanti. Risiko osteoporosis pada perempuan lebih tinggi daripada laki-laki karena secara perempuan akan mengalami menopause yang diiringi dengan menurunnya kadar estrogen. Penurunan kadar estrogen akan mengakibatkan peningkatan bone turn over di mana lebih banyak terjadi resorpsi tulang daripada pembentukan tulang, yang menyebabkan meningkatnya pengeroposan tulang. Remaja putri mengalami menstruasi yang menyebabkan terjadinya kehilangan kalsium dalam darah, sehingga untuk mengganti kehilangan kalsium dan menjaga keseimbangan kalsium dalam darah diperlukan asupan kalsium dari makanan yang cukup (Fikawati, et al., 2005).
Fosfor
Asupan fosfor yang cukup berfungsi untuk membantu penyerapan kalsium. Hal ini dikarenakan jika asupan fosfor terlalu tinggi maka akan mengganggu keseimbangan kalsium dan fosfor dalam tubuh sehingga akan meningkatkan ekskresi kalsium melalui urin. Selain itu, jika asupan terlalu rendah juga akan mengganggu metabolism kalsium (Fikawati, et al., 2005).
DAFTAR PUSTAKA
Brown, J. E., 2011. Nutrition through the Life Cycle. 4th ed. USA: Wadsworth.
Asupan fosfor yang cukup berfungsi untuk membantu penyerapan kalsium. Hal ini dikarenakan jika asupan fosfor terlalu tinggi maka akan mengganggu keseimbangan kalsium dan fosfor dalam tubuh sehingga akan meningkatkan ekskresi kalsium melalui urin. Selain itu, jika asupan terlalu rendah juga akan mengganggu metabolism kalsium (Fikawati, et al., 2005).
DAFTAR PUSTAKA
Brown, J. E., 2011. Nutrition through the Life Cycle. 4th ed. USA: Wadsworth.
Fikawati, S., Syafiq, A. & Puspasari, P., 2005. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Asupan Kalsium pada Remaja di Kota Bandung. Universa Medicina, 24(1), pp. 24-34.
Pertiwi, I., Sandjaja & Wiyono, S., 2014. Hubungan Sarapan, Kecukupan Energi dan Protein terhadap Status Gizi Remaja Usia 16-18 Tahun di Provinsi Lampung (Analisa Data Sekunder Riskesdas 2010). Nutrire Diaita, 6(1), pp. 24-31.
Whitney, E. & Rolfes, S. R., 2008. Understanding Nutrition Eleventh Edition. United States: Thomson Wadsworth.
Yuliati, 2006. MASALAH GIZI PADA REMAJA PUTRI. Yogyakarta, Universitas Negeri Yogyakarta
0 komentar