Ternyata, Kekurangan Vitamin A dan Kekurangan Energi Protein berkaitan !

By August 22, 2016

HUBUNGAN KEKURANGAN VITAMIN A (KVA) DENGAN KURANG ENERGI PROTEIN (KEP)


Kurang vitamin A (KVA) merupakan salah satu masalah gizi masyarakat di Indonesia. Berdasarkan hasil survey Xeroftalmia pada tahun 1992, sekitar 50% balita di Indonesia menderita KVA sub klinis, yaitu serum retinol <20 μg/dl. Kurang vitamin A dapat disebabkan oleh factor penyebab langsung dan tidak langsung. Salah satu factor penyebab tidak langsung adalah anak yang menderita kurang energy protein (KEP).



Ketika anak mengalami tanda-tanda klinis kurang energi protein, maka anak tersebut juga akan mengalami tanda-tanda kekurangan vitamin dan mineral, seperti defisiensi vitamin larut lemak, vitamin larut air, dan zat besi. Pada Negara yang mengonsumsi nasi di Asia Tenggara, defisiensi vitamin A adalah endemic dan dihubungkan dengan KEP. Di Indonesia, sekitas ¾ kasus kwashiorkor dilaporkan juga mengalami xerophtalmia. Anak yang mengalami KVA akibat KEP belum memiliki tanda klinis pada mata, hanya rendahnya serum retinol dan deplesi vitamin A di hati. Tanda klinis pada mata menunjukkan defisiensi yang berkepanjangan.




Berdasarkan penelitian Ebele, Emeka, Ignatius, Azubike, & Tola (2010), anak-anak yang mengalami KEP menunjukkan penurunan yang signifikan (P <0,05) pada kadar serum vitamin A, indeks massa tubuh (IMT), dan serum albumin dibandingkan subyek kontrol. Hal ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa kadar serum vitamin A, indeks massa tubuh (IMT), dan serum albumin mengalami penurunan akibat asupan dan penyerapan makanan kaya vitamin A rendah, simpanan vitamin A di hati tidak mencukupi, dan penggunaan meningkat saat defisiensi protein yang mengganggu penyerapan, transportasi dan metabolisme retinol dan menekan konversi karoten menjadi vitamin A. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa penurunan kadar Vitamin A merupakan akibat dari KEP yang mengganggu sintesis hepatik dan pelepasan retinol binding protein (RBP) yang diperlukan untuk transportasi vitamin A dari hati. Hal ini menyebabkan gangguan transportasi retinol sehingga terjadi penurunan kadar serum retinol yang mengakibatkan gangguan siklus visual. Selain itu, KEP juga menurunkan kadar serum protein, khususnya albumin sebagai akibat dari rendahnya asupan protein. Hal ini berhubungan dengan kwasiokor dimana penurunan serum albumin diikuti oleh edema akut.


Pada anak yang menderita KEP, kadar vitamin A menurun yang merupakan akibat dari rendahnya asupan makanan yang menurunkan sintesis retinol binding protein (RBP) di hati. Meskipun anak yang menderita KEP memiliki cadangan vitamin A yang cukup, namun karena terdapat gangguan pada sintesis RBP maka kadar retinol serum menurun. Perpindahan RBP dari hati untuk diberikan ke sel target melalui jalur sekretori tergantung pada pembentukan retinol menjadi holo-RBP. Pada defisiensi vitamin A, mRNA RBP relative konstan, tetapi protein RBP terakumulasi dengan hepatosit sebagai apo-RBP, untuk dilepaskan sebagai holo-RBP untuk pemenuhan vitamin A. Berdasarkan hasil penelitian, pada tikus yang mengalami defisiensi vitamin A, hanya sebagian kecil retinol ditransfer pada hepatic stellate cells.

DAFTAR PUSTAKA

Ebele, I., Emeka, N., Ignatius, M., Azubike, E., & Tola, O. (2010). Serum Vitamin A Levels in Children with Protein Energy Malnutrition. Vol. 4, No. 1 (2010-01 - 2010-06), 9-13.
RI, D. (2003). Deteksi Dan Tatalaksana Kasus Xeroftalmia : Pedoman bagi Tenaga Kesehatan. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Ross, A. e. (2014). Modern Nutrition in Health and Disease Eleventh Edition. Philadelphia: Wolters Kluwer business.
Sommer, A. (1995). Vitamin A Deficiency and Its Consequences : A Field Guide to Detection and Control Third Edition. Geneva: World Health Organization.

You Might Also Like

1 komentar

Fitria Nurrahmawati. Powered by Blogger.