Gizi pada Anak dan Remaja Vegetarian
Vegetarian adalah orang yang tidak
mengonsumsi daging (termasuk unggas), seafood dan produk olahannya. Alasan
seseorang menjadi vegetarian adalah pertimbangan kesehatan, kepedulian terhadap
lingkungan, dan peri kehewanan. Selain itu, pertimbangan etik, ekonomi, isu
kelaparan dunia, dan kepercayaan/agama juga menjadi alasan seseorang memutuskan
untuk menjadi vegetarian. Pada dasarnya, ada beberapa macam pola makan
vegetarian yang memiliki pantangan yang berbeda, seperti lacto-ovo-vegetarian hingga vegan vegetarian.
Berdasarkan penelitian, seseorang dengan
pola makan vegetarian memiliki nilai Body Mass Index (BMI), tekanan
darah, kadar kolesterol dan lemak darah yang lebih rendah dibandingkan orang
normal. Hal tersebut berdampak positif dengan menurunnya risiko penyakit
hipertensi, diabetes mellitus type 2 dan kematian akibat penyakit jantung
coroner pada vegetarian. Di lain pihak, vegetarian memiliki resiko mengalami
defisiensi zat gizi tertentu sebagai akibat dari asupan makanan yang tidak
seimbang. Berdasarkan penelitian, anak dengan pola makan vegan cenderung lebih
kurus dan kecil jika dibandingkan dengan anak dengan pola makan
lacto-ovo-vegetarian yang memiliki berat dan tinggi bandan yang sama dengan
anak normal.
Beberapa zat gizi yang perlu diperhatikan
pada anak dan remaja vegetarian adalah
1. Vitamin B12
Defisiensi
vitamin B12 mengakibatkan anemia megaloblastic dan gangguan system syaraf.
Adanya defisiensi dapat diketahui dengan cara pengukuran peningkatan
konsentrasi homosistein dan metilmalonic acid pada urin dan plasma darah.
Vitamin B12 dapat diperoleh dari susu dan produk olahannya, telur, daging,
ikan, makanan terfortifikasi vitamin B12, fermented soy products
(contoh: tempe), dan suplement
2. Protein
Kebutuhan
protein dapat dicukupi dari sumber protein nabati dengan cara food combining. Hal
ini dikarenakan semakin bervariasinya makanan, maka semakin banyak pula asam
amino esensial yang tercukupi.
3. Kalsium dan Vitamin D
Seseorang
dengan pola makan vegan meningkatkan resiko patah tulang 30% lebih tinggi
dibandingan dengan orang dengan pola makan lacto-ovo-vegetarian yang memiliki
resiko sama dengan orang normal. Sumber kalsium dengan kadar oksalat rendah
adalah brokoli, Chinese cabbage, kale, dan collards. Makanan dan minuman dengan
fortifikasi kalsium juga dapat menjadi pilihan lainnya. Vitamin D dapat
diperoleh dari cahaya matahari, makanan atau mintuman terfortifikasi, dan
suplementasi.
4. Lemak dan Asam Lemak
Vegetarian
cenderung memiliki kadar EPA dan DHA lebih rendah dibandingkan non-vegetarian.
Hal ini dikarenakn konsumsi asam lemak omega 6 lebih tinggi dibanding asam
lemak omega 3. Microalga dapat memenuhi kebutuhan DHA. Selain itu,susu kedelai
dan snack bar dengan fortifikasi DHA juga dapat mencukupi kebutuhan DHA. Asam
alfa linoleate dapat diperoleh dari flaxseed, walnuts, canola oil, dan kedelai.
5. Iron dan Zinc
Kadar
ferritin pada vegetarian sama dengan orang normal. Meskipun zat besi pada
sumber nabati merupakan non-heme iron, namun adanya enhancers dan
Teknik pengolahan dapat meningkatkan absorpsi zat besi. Vitamin C dan asam
organic lain dapat meningkatkan absorpsi zat besi dan mengurangi efek phytate.
Teknik pengolahan, seperti perendaman dan perkecambahan dapat menghilangkan phytate
dan meningkatkan absorpsi zat besi. Sumber zinc pada produk nabati adalah
kedelai dan olahannya, kacang-kacangan, biji-bijian, serealia, dan keju. Sama
seperti zat besi, untuk mengurangi efek phytate dan meningkatkan
bioavaibilitas zinc, dapat dilakukan proses perendaman dan perkecambahan.
6. Iodium
Defisiensi iodium
pada vegan dapat berkaitan dengan tidak mengonsumsi garam teriodisasi / tanaman
laut. Hal ini dikarenakan sumber nabati umumnya memiliki kandungan iodium yang
rendah dan adanya zat goitrogens.
Pada bayi, selama ASI eksklusif, kandungan
gizi ASI ibu vegetarian sama dengan kandungan gizi ibu non-vegetarian. Namun,
untuk vitamin B12, bayi perlu memperoleh suplementasi jika asupan vitamin B12
ibu tidak tercukupi. Pada bayi non-ASI, susu formula perlu diberikan. Pemberian
MPASI pada bayi vegetarian dapat disesuaikan dengan pola makan keluarga,
seperti mengganti daging dengan mash / puree tofu, kacang-kacangan, yogurt,
kuning telur, atau keju. Ketika anak disapih, makanan kaya energi dan lemak perlu
diberikan, seperti alpukat, tofu, dan selai kacang-kacangan. Selain itu,
pemberian suplemen zat besi perlu dipertimbangkan pada bayi berusia 6 bulan ke
atas.
Pada umumnya, pertumbuhan anak-anak
vegetarian tidak jauh berbeda dengan anak normal, kecuali pada anak-anak yang
tumbuh pada lingkungan keluarga yang sangat membatasi konsumsi makanan
vegetarian. Kebutuhan energi dan zat gizi lainnya dapat dipenuhi dengan
konsumsi makanan kaya lemak tidak jenuh dan terfortifikasi. Asupan kalsium dan
vitamin B12 tetap perlu dipertimbangkan pada anak-anak vegetarian.
Pada umumnya, konsumsi remaja vegetarian
lebih tinggi serat, zat besi, vitamin A, vitamin B9, dan vitamin C. Di lain
pihak, zat gizi yang diperlukan pada remaja adalah kalsium, zat besi, zinc, vitamin
D, dan vitamin B12. Hal itu menyebabkan asupan makanan pada remaja perlu
diperhatikan. Meskipun pada remaja perempuan pola makan vegetarian tidak
mengganggu proses menarche, namun untuk menghindari adanya gangguan makan, maka
perlu dipertimbangkan lagi alasan remaja memutuskan untuk menjadi vegetarian,
mengevaluasi berat badan, body image, dan kurva pertumbuhan.
Sumber:
Myriam Van Wickel, et al. 2011. Clinical
Practice : Vegetarian Infant and Child Nutrition. Eun J Pediatr (2011) 170 :
1489 – 1494
American Dietetic Association. 2009.
Position of the American Dietetic Association Vegetarian Diets. Journal of
the American Dietetic Association : 1266 - 1282
1 komentar
Water Hack Burns 2lb of Fat OVERNIGHT
ReplyDeleteAt least 160000 women and men are losing weight with a easy and SECRET "water hack" to drop 2 lbs each and every night in their sleep.
It is painless and works with anybody.
Here's how you can do it yourself:
1) Get a clear glass and fill it half the way
2) Now use this proven hack
and be 2 lbs thinner the very next day!