KETERKAITAN ANTARA BIOETIKA DENGAN NORMA, AGAMA, DAN BUDAYA

By November 19, 2015

Bioetika menurut F. Abel dalam Bertens, 2009 adalah studi interdisipliner tentang problem-problem yang ditimbulkan oleh perkembangan di bidang biologi dan ilmu kedokteran baik pada skala mikro maupun makro, dan dampaknya atas masyarakat luas serta sistem nilainya kini dan masa mendatang. Sedangkan, menurut Honderich Oxford dalam Tien, 2007, Bioetika ialah kajian mengenai pengaruh moral dan sosial dari teknik-teknik yang dihasilkan oleh kemajuan ilmu-ilmu hayati. Berdasarkan pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa bioetika tidak hanya mencakup hubungan antara seorang dokter dengan pasien, tetapi mencakup perhatian pada penelitian biomedis dan perilaku manusia yang dapat berhubungan dengan kesehatan masyarakat, lingkungan kerja, dan kependudukan.


Norma menurut Widjaja, 1985 adalah petunjuk tingkah laku yang harus dilakukan dan tidak boleh dilakukan dalam hidup sehari-hari, berdasarkan suatu alasan (motivasi) tertentu dengan disertai sanksi. Sanksi adalah ancaman/akibat yang akan diterima apabila norma tidak dilakukan. Norma berlaku di lingkungan kehidupan bermasyarakat. Aturan ini dibuat untuk menciptakan kehidupan bermasyarakat yang aman, tertib, dan sentosa.

Bioetika erat kaitannya dengan norma. Untuk berinteraksi dengan makhluk hidup lain, diperlukan suatu aturan sehingga dapat hidup dengan tentram dan nyaman. Begitu pula dengan penelitian. Untuk melakukan penelitian, seorang peneliti juga harus mengetahui dan memahami norma yang berlaku di masyarakat. Adanya norma akan memudahkan peneliti untuk melakukan penelitiannya dan tidak akan merugikan masyarakat. Adanya pelanggaran akan mengakibatkan munculnya sanksi dari masyarakat. Contohnya, tidak melakukan penelitian saat sumber penelitian sedang istirahat.


Agama adalah suatu keyakinan dan praktik dari apa yang dipercayainya. Agama memberi satu cara ekspresi spiritual yang memberikan pedoman kepada penganutnya dalam merespon tantangan dan pertanyaan.

Bioetika sangat berkaitan dengan agama. Setiap agama memiliki pedoman atau kitab suci yang mengatur tentang cara berkehidupan atau bersikap. Aturan tersebut menjelaskan tentang bagaimana manusia harus bersikap kepada sesama manusia, kepada TuhanNya, dan kepada makhluk hidup lainnya. Misalnya, Agama Islam mengatur tentang cara manusia menyembelih binatang (sapi, kambing, ayam, unta, dll). Selain itu, di dalam ajaran Agama Islam, manusia dilarang untuk menyiksa hewan. Contoh-contoh tersbut dapat menjadi bukti bahwa agama berkaitan erat dengan bioetika. Adanya pelanggaran terhadap aturan agama akan mendapatkan dosa.

Menurut Malvin Harris, 1999 Budaya adalah seluruh aspek kehidupan manusia dalam masyarakat, yang diperoleh dengan cara belajar, termasuk pikiran dan tingkah laku. Budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Budaya sangat erat kaitannya dengan masyarakat. Budaya diwariskan secara turun temurun, dari satu generasi ke generasi selanjutnya. Biasanya, budaya bersifat memaksa dan abstrak.

Bioetika sangat berkaitan dengan budaya. Adanya budaya akan membuat penelitian berjalan lancar karena meminimalkan terjadinya kesalahpahaman antara peneliti dan yang diteliti. Misalnya, budaya masyarakat Aceh adalah memakai pakaian yang tertutup. Aturan ini harus diikuti oleh peneliti. Jika peneliti melanggar, akan timbul sanksi berupa pengucilan dari masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2015, Maret 06). Nilai dan Norma. Retrieved from Staff Site Universitas Negeri Yogyakarta: http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/Nilai%20dan%20Norma_0.pdf
Bertens, K. (2010). Bioetika : Asal usul tujuan, dan cakupannya. Jakarta: Pusat Pengembangan Etika Universitas Atma Jaya.
Harris, M. (1999). Theories of Culture in Postmodern Times. New York: Altamira Press.
Muchtadi, T. R. (2007). Perkembangan Bioetika Nasional. Etika Penelitian di Bidang Kesehatan Reproduksi. Surabaya: Ristek.

You Might Also Like

0 komentar

Fitria Nurrahmawati. Powered by Blogger.