Jangan Ragu untuk lakukan Inisiasi Menyusu Dini

By March 16, 2016

Air Susu Ibu (ASI) merupakan satu-satunya makanan yang paling sempurna untuk bayi pada 6 bulan pertama kehidupannya. Hal ini dikarenakan ASI mengandung karbohidrat, lemak, protein, vitamin, dan mineral yang diperlukan oleh bayi. Menurut WHO (2009), prinsip pemberian makanan bayi dan anak yang baik adalah melakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD), memberikan ASI secara eksklusif selama 6 bulan, memberikan makanan pedamping ASI (MPASI) yang tepat dimulai sejak bayi berusia 6 bulan, dan meneruskan pemberian ASI sampai 2 tahun.


IMD atau early initiation of breastfeeding adalah proses menyusu yang dimulai secepatnya. IMD dilakukan dengan cara membiarkan bayi kontak kulit dengan kulit ibunya setidaknya selama satu jam pertama setelah lahir atau hingga proses menyusu awal berakhir. Cara bayi melakukan IMD ini dinamakan the breast crawl atau merangkak mencari payudara.

Inisiasi Menyusu Dini atau IMD merupakan salah satu penentu kesuksesan pemberian ASI eksklusif 6 bulan. Berbagai studi menunjukkan hubungan yang positif antara IMD dengan kelangsungan pemberian ASI eksklusif 6 bulan. Hal ini dikarenakan bayi memiliki kemampuan untuk menyusus lebih cepat dan efektif. Selain itu, IMD dapat mencegah terjadinya hipotermia pada bayi, menurunkan kematian balita di Negara berkembang, mencegah kematian neonatal (kematian bayi berumur kurang dari 1 bulan), mengoptimalkan kekebalan tubuh bayi, mencegah terjadinya hipoglikemia pada bayi, dan meningkatkan kedekatan dan rasa kasih sayang antara ibu dan bayi.


IMD akan meningkatkan kemampuan dan memantapkan keinginan ibu untuk terus melanjutkan menyusui selama masa bayi. Selain itu, IMD akan memberi kesempatan pada bayi untuk mendapatkan kolostrum pertama yang kaya zat kekebalan tubuh dan memberi kehangatan langsung ke tubuh bayi, sehingga bisa mengurangi kejadian kematian akibat kedinginan.

DAFTAR PUSTAKA

Fikawati, S., Syafiq, A., & Karima, K. (2015). Gizi Ibu dan Bayi. Jakarta: Rajawali Pers.

You Might Also Like

1 komentar

Fitria Nurrahmawati. Powered by Blogger.