ANALISA JURNAL : Education and improved iron intakes for treatment of mild iron-deficiency anemia in adolescent girls in southern Benin

By August 22, 2016

ANALISA JURNAL INTERNASIONAL
QUASI EXPERIMENT BERDASARKAN EDUKASI
 
Informasi Jurnal

a. Judul Jurnal
Education and improved iron intakes for treatment of mild iron-deficiency anemia in adolescent girls in southern Benin (Pendidikan dan Peningkatan Asupan Zat Besi sebagai Pengobatan Anemia Defisiensi Fe Ringan pada Remaja Putri di southern Benin)

b. Peneliti
Halimatou Alaofe, John Zee, Romain Dossa, and Huguette Turgeon O’Brien

c. Jurnal
Food and Nutrition Bulletin, vol. 30, no. 1 © 2009, The United Nations University

Tujuan Penelitian

Untuk mengevaluasi pengaruh program asupan makanan secara intensif sebagai pengobatan anemia defisiensi Fe pada 34 remaja asrama putri intervensi dan 34 remaja asrama putri control yang berumur 12 – 17 tahun dari Benin.


Karakteristik Responden 

a. Tempat
Sekolah Asrama di South Benin dengan Lycee Toffa 1er di Porto-Novo sebagai kelompok intervensi dan CEG1 Bertand Dagnon di Ouidah sebagai kelompok control. Pemilihan sekolah tidak dilakukan secara acak, tetapi dipilih diantara 6 sekolah asrama di enam lokasi yang berbeda di Bernin. Kedua sekolah memiliki menu kantin yang hampir sama dan terpisah sejauh 70 km sehingga dapat mencegah terjadinya kontaminasi dari pesan edukasi.

b. Responden
Remaja putri berumur 12 sampai dengan 17 tahun dengan syarat tidak sakit, tidak hamil, dengan menstruasi regular, dan anemia defisiensi Fe ringan. Defisiensi Fe didefinisikan sebagai kadar ferritin serum kurang dari 20 μg/L atau kadar ferritin serum antara 20 – 50 μg/L yang diikuti dengan dua dari tiga hal: rendahnya Fe serum (< 11 μmol/L), tingginya TIBC (> 68 ìmol/L), atau rendahnya transsferin jenuh (<20%). Defisiensi Fe ringan didefinisikan sebagai kadar Hb antara 100 and 120 g/L.

Sampel darah dikumpulkan sebagai dasar dari 180 remaja putri berumur 12-17 tahun (80 dari kelompok intervensi dan 100 dari kelompok kontrol). 34 remaja putri dari kelompok intervensi memenuhi kriteria, sedangkan dari kelompok control sebanyak 40 remaja putri.

Dua remaja putri dari kelompok control dieliminasi selama penelitian karena kadar Hb turun menjadi dibawah 100 g/L, sedangkan empat lainnya dieliminasi secara random agar jumlah partisipan sebanding. Responden diminta untuk tidak mengonsumsi Fe atau vitamin C selama penelitian dan tidak donor darah.

Metode Penelitian

1. Desain Penelitian
Metode dari penelitian ini menggunakan Quasi Experimental Design dengan wawancara pada setiap siswi dengan menggunakan kuisioner standar yang diberikan kepada 20 remaja putri dari sekolah ketiga ( CEG Djassin ). Pengukuran antropometri, pengambilan sampel darah juga dilakukan untuk mengetahui baseline yang akan menjadi patokan untuk status besi. Setelah itu didapatkan penilaian diet dasar menggunakan recall 1x48 jam yang dieroleh dari setiap peserta pada kelompok intervensi dan kelompok control.

Selama 26 minggu diberikan multidietary, termasuk 4 pendidikan gizi selama 4 minggu. Diiringi dengan peningkatan konten dan bioavaibilitas zat besi dalam menu kantin selama 22 minggu yang dilakukan di sekolah intervensi., tetapi tidak pada kelompok kontrol. Pada akhir minggu ke 22, eksperimen tersebut diulang di kedua sekolah.


Tes darah tambahan dilakukan antara minggu ke 9 dan 11 dikelompok konrol untuk mengeleminasi remaja putri dengan Hb < 100 g/L. recall 1 x 24 jam dilakukan pada antara minggu ke 5 dan 6, 10 dan 11, 15 dan 16 selama 22 minggu perbaikan menu di sekolah intervensi. Pada kelompok kontrol dilakukan antara minggu ke 9 dan 11. Akhirnya, 1 48 jam recall diperoleh pada kedua kelompok di keputusan akhir.

2. Pendidikan Gizi
Pendidikan gizi diberikan kepada kelompok intervensi sebanyak 1 jam per hari selama 4 minggu. Edukasi tersebut berisi praktik asupan makanan, masalah umum tentang makan, makanan local yang murah dan kaya zat besi dan atau vitamin C yang digunakan untuk mengembangkan materi pendidikan gizi. Berdasarkan penelitian, ada empat penting pelajaran yang disampaikan, yaitu

o Fungsi zat besi dan prevalensi dan gejala defisiensi Fe
o Sumber utama zat besi dan definisi bioavaibilitas makanan sumber Fe
o Strategi asupan maknan untuk meningkatkan status Fe
o Memotivasi untuk mendorong remaja putri untuk diet seimbang kaya zat besi



Pemberian edukasi diakhiri dengan adanya quiz tentang pengetahuan seputar gizi. Quizi ini bertujuan untuk meverifikasi perbedaan komprehensi konsep gizi yang diperoleh selama edukasi. Quiz gizi diikuti dengan sesi diskusi dan pembagian reward.

Interview dilakukan pada kelompok intervensi dengan model Trials for Improved Practices. Selama interview, food recall diperoleh dari setiap remaja putrid an mereka didorong untuk meningkatkan kebiasan makannya. Dari 1 hingga 3 rekomendasi diberikan pada remaja putrid an perubahan direvies dan didiskusikan dengan mereka untuk mencapai persetujuan. Pada interview berikutnya, setiap responden diminta untuk meverifikasi praktik yang disetujui yang telah diterapkan selama interview.

3. Kuisioner Pengetahuan Umum dan Gizi
Kesehatan dan karakteristik sosio ekonomi responden didapatkan dari kuisioner pretest, meliputi umur, penggunaan suplemen terakhir, agama, pekerjaan utama, dan tingkat edukasi orang tua, dan ukuran rumah tangga. Remaja putri diukur BMI dan pengetahuan gizi dengan menggunakan kuisioner dengan model Guptill et al. kuisioner berisi 17 pertanyaan dengan 4 pengetahuan : Defisiensi Fe, zat besi, vitamin C, dan strategi diet untuk meningkatkan status Fe. Nilai positif diberikan jika mereka mampu menjawab benar secara mandiri.

You Might Also Like

1 komentar

Fitria Nurrahmawati. Powered by Blogger.